dilansir dari TRIBUNNEWSBOGOR.COM – Guru Besar dari Fakultas Peternakan IPB, Prof Dr Ir Yuli Retnani, M.Sc, merancang inovasi pakan bersih bagi ternak sejak 2009.
Baginya ternak berhak mendapatkan penanganan yang baik terutama dari segi pakan.
“Inovasi pakan bersih muncul dari pertanyaan apakah peternakan kita di masa depan menjadi peternakan yang bersih, sehat, dan juga produktivitas tinggi? Pertanyaan tersebut bagi sebagian orang dirasa sesuatu yang jauh dari kata mungkin, tetapi di tangan pakar peternakan IPB pertanyaan tersebut dijawab dengan inovasi,” ujarnya.
Prof Yuli Retnani kemudian menggagas wafer dan biskuit pakan sebagai inovasi pengolahan pakan untuk meningkatkan produktivitas ternak di daerah perkotaan, rawan pakan, dan bencana.
Wafer pakan merupakan penyajian pakan bernutrisi tinggi dengan teknik pembuatan menggunakan panas dan tekanan tinggi pada bahan pakan segar.
Beberapa wafer hasil inovasi yang telah dihasilkan di antaranya wafer limbah sayuran, wafer daun lamtoro, wafer pucuk tebu, wafer daun kelor, dan wafer daun gamal.
Sementara itu biskuit pakan dibuat dengan prinsip yang sama seperti biskuit pangan, biskuit ini dibuat dari bahan serat terutama hijauan.
“Namun selain biskuit pakan terdapat juga biskuit biosuplemen pakan bagi ternak yang membutuhkan nutrisi khusus melalui pakannya,” katanya.
Semua inovasi dilakukan dengan menggunakan limbah seperti sisa sayuran pasar dan pucuk tebu, atau bahan-bahan yang belum banyak dimanfaatkan seperti daun gamal, daun kelor, dan sebagainya.
Yuli Retnani melihat dari pemanfaatan bahan tersebut yang mengurangi limbah juga mampu memberi nutrisi yang dibutuhkan ternak pada daerah perkotaan, rawan pakan, dan bencana.
Karya inovasi Prof Yuli Retnani menyoroti aspek pakan ternak dari dua tipe daerah peternakan yaitu peternakan di perkotaan dan peternakan di daerah rawan bencana.
Peternakan di perkotaan menghadapi permasalahan yaitu sulitnya mencari sumber pakan dengan kualitas baik.
Menurutnya, pakan yang harus didatangkan dari luar area perkotaan, bentuk yang memakan ruang besar, dan mudah menyisihkan sisa sehingga mengotori area kandang.
Kondisi tersebut menggambarkan kualitas pakan rendah serta terganggunya produktivitas ternak.
Lebih lanjut ia sampaikan, peternakan di daerah rawan bencana juga memiliki ancaman serupa akibat kurangnya pakan jika sewaktu terjadi bencana.
Kondisi pasca bencana yang minim persediaan pakan membutuhkan solusi berupa pakan yang siap didistribusikan dalam waktu singkat dan memiliki kandungan nutrien cukup.
Beberapa pihak yang turut bekerjasama dalam perjalanan inovasi ini antara lain koperasi peternak kambing perah di daerah bogor, perusahaan suplemen vitamin dan mineral ternak, perusahaan penggemukkan sapi, Balai Penelitian di Jawa Barat, Dinas Peternakan di Sulawesi, Bappeda Brebes, dan unit pembibitan ternak daging (UPTD).
Ia berharap pengembangan pakan bersih untuk ternak di daerah perkotaan yang memanfaatkan limbah pasar didukung oleh pemerintah karena bermanfaat untuk meningkatkan kebersihan kota.
“Bagi ternak yang ada di daerah rawan pakan dan bencana penanganan terhadap ternak juga mendapat perhatian dari pemerintah daerah terkait,” ujar Yuli.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Guru Besar IPB Ciptakan Wafer dan Biskuit Untuk Pakan Ternak Di Lokasi Bencana, https://bogor.tribunnews.com/2017/07/17/guru-besar-ipb-ciptakan-wafer-dan-biskuit-untuk-pakan-ternak-di-lokasi-bencana.
Penulis: Soewidia Henaldi | Editor: Soewidia Henaldi
Leave A Comment