IMG-20231110-WA0007

Profesor IPB Ajak Siswa SMKM 5 Gresik Bikin Wafer Inovasi Pakan Ternak

dilansir dari PWMU.CO – Profesor IPB University Prof Dr Yuli Retnani dan timnya mengajak 40 siswa SMK Muhammadiyah (SMKM) 5 Panceng Gresik, Jawa Timur—sebagian menjadi santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah Gresik—untuk mengolah limbah kangkung kering sebagai alternatif hijauan di musim paceklik. Olahannya dalam bentuk wafer dan silase, Kamis-Jumat (9-10/11/2023).

Ini bagian dari program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam), pengabdian masyarakat yang diselenggarakan Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Agromaritim, Institut Pertanian Bogor (IPB) University. Ini tahun kedua Prof Yuli memberikan pelatihan dan pendampingan.

“Tujuan kegiatan ini, menerapkan inovasi yang dihasilkan di kampus untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Prof Yuli Retnani.

Pimpinan Ponpes sekaligus Kepala SMKM 5 Gresik Khoirul Anam SPd membuka pelatihan dan pendampingan. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk siswa SMK. “Hasil program 2022 yang telah dilaksanakan memberikan dampak yang sangat positif bagi siswa,” ungkapnya.

Kini, sambung Anam, melalui program esktrakulikuler, siswa SMKM 5 Gresik atau dikenal juga dengan SMK Mulia Gresik ini, mengembangkan ternak domba, kambing, dan sapi. “Pakan yang sebelumnya mereka beli, sekarang sudah mengolah sendiri dari bahan baku Indigoferra yang ditanam di kebun sekolah,” jelasnya.

Sekarang, lanjut Anam, mereka bisa mengolah daun tersebut dengan cara dikeringkan dulu. Kemudian dibuat tepung atau pengolahan pakan dalam bentuk mash. “Hal ini menunjukkan bahwa inovasi yang sudah disampaikan tim IPB university dapat diadopsi langsung oleh siswa,” imbuhnya.

Inovasi Pengolahan Limbah 

Saat pelatihan dan pendampingan, Prof Yuli menyampaikan, “Saat ini bahan baku pakan sangat fluktuatif dan bersaing dengan manusia. Bahan baku yang berasal dari limbah industri juga mengalami kenaikan harga yang signifikan. Hal ini menyebabkan harga pakan semakin tinggi sehingga banyak peternak skala kecil yang beternak namun tidak dapat memenuhi kebetuhan nutrien ternaknya.”

Selain itu, musim kemarau berkepanjangan menyebabkan hijauan sangat sulit didapatkan. “Salah satu alternatif pakan yang dapat digunakan adalah limbah kangkung. Jawa Timur merupakan daerah yang sangat potensial menghasilkan tanaman kangkung,” lanjutnya.

Dia menerangkan, produksi kangkung kering dapat mencapai 60 ton per hektar yang berasal dari usaha produksi biji kangkung. Hasil samping dari usaha pertanian produksi biji kangkung menghasilkan limbah kangkung kering yang saat ini tidak dimanfaatkan secara maksimal. Padahal limbah kangkung kering bisa menjadi alternatif hijauan pakan ternak.

“Limbah kangkung kering memiliki kandungan protein kasar sekitar 11 persen, setara dengan rumput. Namun limbah kangkung kering ini memiliki tingkat palatabilitas (daya suka) yang rendah dibandingkan dengan rumput, sehingga harus diolah terlebih dahulu, menjadi wafer pakan atau silase,” sambungnya.

Kata Prof Yuli, tujuan pengolahan limbah kangkung menjadi wafer pakan dan silase ialah sebagai salah satu alternatif pakan awet, selalu tersedia dan meningkatkan palatabilitas pakan terhadap ternak. Pada kegiatan pelatihan dan pendampingan ini, siswa juga diajarkan cara mengidentifikasi dan teknik mencampur bahan baku pakan.

Prof Yuli berharap, peternakan digemari sedari dini. Sehingga peternakan bukan hal yang kotor lagi, tapi sebagai sumber mata pencaharian utama. “Ke depannya banyak generasi muda yang menjadi peternak-peternak sukses, sehingga sumber protein hewani di setiap daerah dapat terpenuhi dari ternak lokal,” harapnya.

 

Trading Game 

Prof Yuli juga meningkatkan kapasitas peserta dengan memainkan trading game yang dipandu Sazli Tutur STp MT. “Tujuan trading game ini untuk meningkatkan soft skill, kepemimpinan, manajemen tim, manajemen keuangan dan wirausaha,” terangnya.

Selain melatih soft skill, sambungnya, game ini juga melatih kesabaran serta bekerja secara tim. “Setelah lulus dari SMK, siswa dan siswi bagi yang tidak melanjutkan mereka mempunyai skill dalam berwirausaha dalam bidang peternakan,” harapnya.

Pentingnya peningkatan motivasi untuk generasi milenial dalam bidang peternakan juga dia ungkap. Yakni untuk menghilangkan stigma peternakan tidak menguntungkan, bau, kotor dan kumuh. Menurutnya, siswa harus dibekali semangat optimis, kemudian pengetahuan tentang manajemen pakan, budidaya ternak dan pemasaran.

Seperti tahun sebelumnya, tahun ini juga terpilih tiga siswa sebagai training of trainer (ToT) yang menerima 2 ekor domba bunting dan 1 ekor domba pejantan. Siswa ini diberi tanggung jawab manajemen pemeliharaan ternak domba sampai menghasilkan anak yang akan diserahkan kepada adik kelasnya. Ini dilakukan secara bergulir di bawah pengawasan pengelola Pondok Pesantren Muhammadiyah.

Anam mengungkap 5 siswa SMKM 5 Gresik yang mengikuti pelatihan dan pendampingan pada tahun 2022 juga ada yang terpilih sebagai ToT. “Salah satu siswa, Mahendra, sudah lulus dan diterima di kuliah di Universitas Islam Lamongan (Unisla) dan mengajar di SMKM 5 Gresik,” ujarnya.

Dia berharap, kegiatan pelatihan dan pendampingan pengolahan pakan terus dilakukan. “Dan nantinya banyak lulusan dari SMKM 5 Gresik yang dapat kuliah di jurusan Peternakan seperti Fakultas Peternakan IPB,” imbuh Anam.

Mahendra juga menjadi salah satu mahasiswa berprestasi yang menjuarai lomba. Ini berkat hasil inovasi pengolahan Indigoferra menjadi biskuit pakan. “Ide inovasi ini tercetus dari pemaparan sebelumnya yang sudah disampaikan oleh Prof Yuli,” terangnya. (*)

 

Artikel ini telah terbit di PWMU.CO dengan judul Profesor IPB Ajak Siswa SMKM 5 Gresik Bikin Wafer Inovasi Pakan Ternak, Penulis Achmad Syahid Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *