Inovasi-Wafer-Peningkat-Produksi-Susu

Inovasi Wafer Peningkat Produksi Susu Kambing Perah

dilansir dari Trubus.id – Teknologi pengolahan pakan menjadi wafer dapat meningkatkan nutrisi dan produksi susu ternak kambing perah. Itulah inovasi wafer pakan kambing perah itu hasil riset Prof. Dr. Ir. Yuli Retnani, M.Sc.

“Pemberian pakan yang lezat seperti wafer jintan hitam dapat meningkatkan palatabilitas ternak. Saliva meningkat dan membuat ternak terus mengunyah atau mengonsumsi pakan selanjutnya,” ujar dosen di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB), itu.

Wafer pakan itu terdiri dari limbah jintan hitam, polar, dedak, kulit kopi, bungkil sawit, bungkil kelapa, corn gluten feed, molases, vitamin, dan mineral garam. Tim riset memperoleh limbah minyak jintan hitam (Nigella sativa) dari Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan hasil analisis limbah minyak jintan hitam itu masih kaya protein dan memiliki aroma yang harum sehingga disukai ternak. Yuli mengolah beragam bahan itu menjadi bentuk wafer karena tergolong mudah dan lolos degradasi di dalam rumen atau bypass secara alami.

Harap mafhum pemberian pakan tinggi protein menggertak rumen. Kandungan protein kasar dalam wafer itu sekitar 18%. Selain itu, jintan hitam mengandung senyawa aktif timokuinon.

“Kambing perah memproduksi susu sehingga membutuhkan kualitas nutrisi yang tinggi. Wafer jintan hitam tinggi protein dengan aroma yang harum,” kata Yuli.

Pembuatan wafer pada tahap awal berupa penggilingan (grinding) bahan menjadi lebih halus, lalu pencampuran semua bahan ke dalam alat (mixing). Kemudian tim peneliti memadatkan campuran itu memakai mesin cetak khusus selama 5—10 menit.

Saat penekanan (pressing) dan pemanasan (heating) menguar aroma harum. “Seperti itulah ketika molases terkena panas yang tinggi maka muncul aroma susu enak,” ujar Yuli.

Menurut Yuli dan tim dalam jurnal Wartazoa pemanasan itu menyebabkan molases sebagai perekat dalam wafer membentuk senyawa mirip karamel sehingga menghasilkan warna kecokelatan.

Reaksi pencokelatan yang mungkin terjadi yakni nonenzimatis seperti reaksi karamelisasi dan reaksi mailard. Reaksi karamelisasi membutuhkan suhu >120°C. Aroma karamel meningkatkan palatabilitas ternak terhadap wafer pakan.

Jika terjadi pemanasan yang berlebihan, dapat menyebabkan reaksi mailard terjadi antara grup asam amino dan grup karbonil dari gula pereduksi. Kemudian tim peneliti memindahkan wafer ke dalam wadah untuk didinginkan.

Pakan wafer itu berbentuk kotak berbobot 50 gram. Yuli menuturkan, total pemberian wafer jintan pada ternak 200 gram per hari saat pagi dan sore masingmasing 100 gram atau 2 suplemen wafer.

Pemberian pakan untuk kambing perah juga mesti hati-hati. “Tidak boleh ada tambahan bahan pakan anorganik karena susu kambing lazimnya sebagai obat untuk orang sakit,” kata guru besar di Fakultas Peternakan, IPB, itu.

Pemberian pakan ditaruh atau didekatkan pada mulut ternak karena kambing membutuhkan adaptasi pada pakan jenis baru. Selang 3—5 hari biasanya ternak bisa mengonsumsi pakan wafer mandiri.

Harga wafer ternak itu Rp1.500—2.000 per 200 gram. Jika peternak memproduksi 1 liter susu per hari per ekor dengan harga jual Rp25.000 masih tetap untung.

“Dengan adanya suplemen meningkatkan produksi susu hingga 20%, jadi untung Rp5.000 per ekor per hari,” ujar Yuli. Keunggulan lain suplemen dalam bentuk wafer tidak mudah retak dalam perjalanan dan awet.

Wafer jintan hitam itu memiliki kadar air kurang dari 14%, sehingga aktivitas air rendah. Artinya kapang dan cendawan sulit tumbuh. Produk kecil, ringan, dan mudah disimpan. Untuk penyimpanan dalam plastik hingga 3 bulan. Bandingkan dengan karung 4—6 pekan karena rentan gangguan serangga.

Peternak yang pernah menggunakan wafer jintan hitam berada di beberapa daerah seperti di Sukabumi dan Bogor (Provinsi Jawa Barat) serta Klaten (Provinsi Jawa Tengah). Teknologi pengolahan pakan yang mudah, awet, dan disukai ternak menjadi harapan peternak.

Yuli menuturkan peternak kambing perah tidak hanya di pedesaan tapi mulai ada yang mengembangkan di perkotaan. Peternak membutuhkan pakan yang bersih dan berkualitas.

“Penggunaan pakan ini harapannya tidak mengotori lingkungan dan tidak menyebabkan bau,” kata Yuli.

 

Artikel ini telah terbit di Trubus.id dengan Judul Inovasi Wafer Peningkat Produksi Susu Kambing Perah

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *