dosen-ipb-sulap-limbah-kangkung-jadi-pakan-ternak-alternatif-di-musim-paceklik_196364

Dosen IPB Sulap Limbah Kangkung Jadi Pakan Ternak Alternatif Di Musim Paceklik

dilansir dari RM.id  Rakyat Merdeka – Dosen IPB University, Prof. Yuli Retnani dan Tim melakukan program Dosen Pulang Kampung (DosPulKam) dengan memberikan pelatihan dan pendampingan membuat pakan ternak alternatif dari kangkung kering di musim paceklik kepada 40 orang siswa SMK 5 Pondok Pesantren Muhammadiyah Gresik, Jawa Timur.

Kegiatan pelatihan dan pendampingan yang memasuki tahun kedua ini dibuka oleh pimpinan pondok pesantren sekaligus Kepala Sekolah SMK Pondok Pesantren Muhammadiyah Gresik, Khoirul Anam. Menurut dia, kegiatan pelatihan dan pendampingan sangat bermanfaat untuk siswa dan siswi SMK. Hasil program kegiatan tahun 2022 yang telah dilaksanakan memberikan dampak yang sangat positif bagi siswa dan siswi.

Menurut dia, melalui program esktrakulikuler, siswa dan siswi mengembangkan ternak domba, kambing dan sapi. Pakan yang sebelumnya mereka beli, sekarang sudah mengolah sendiri dari bahan baku Indigoferra yang ditanam di kebun sekolah, yang awalnya memberikan daun Indigoferra bentuk langsung, sekarang mereka bisa mengolah daun tersebut dengan cara dikeringkan dahulu kemudian dibuat tepung atau pengolahan pakan dalam bentuk mash.

Pada tahun 2022, siswa dan siswi yang mengikuti kegiatan pelatihan dan pendampingan dan terpilih sebagai ToT (training of trainer) sebanyak 5 orang. Salah satu siswa yang bernama Mahendra sudah lulus dan diterima di kuliah di Universitas Islam Lamongan (UNISLA) dan mengajar di SMK 5 Muhammadiyah Gresik.

Mahendra berharap dengan adanya kegiatan pelatihan dan pendampingan terkait dengan pakan terus dilakukan, dan nantinya banyak lulusan dari SMK 5 Muhammadiyah Gresik yang dapat kuliah di jurusan Peternakan seperti Fakultas Peternakan IPB.

 

Mahendra juga menjadi salah satu mahasiswa berprestasi dengan memenangkan juara 1 dari hasil inovasi pengolahan Indigoferra menjadi biskuit pakan, Ide inovasi ini tercetus dari pemaparan sebelumnya yang sudah disampaikan oleh Prof. Yuli Retnani.

Dalam kegiatan pelatihan dan pendampingan Prof. Yuli Retnani menyampaikan, saat ini bahan baku pakan sangat fluktuatif dan bersaing dengan manusia. Bahan baku yang berasal dari limbah industri juga mengalami kenaikan harga yang signifikan. Hal ini menyebabkan harga pakan semakin tinggi.

Sehingga banyak peternak skala kecil yang beternak namun tidak dapat memenuhi kebetuhan nutrien ternaknya. Selain itu dengan adanya musim kemarau yang berkepanjangan, hijauan sangat sulit didapatkan. Salah satu alternatif pakan yang dapat digunakan adalah limbah kangkung.

 

Kata dia, Jawa Timur merupakan daerah yang sangat potensial menghasilkan tanaman kangkung. Produksi kangkung kering ini dapat mencapai 60 ton per hektare yang berasal dari usaha produksi biji kangkung. Hasil samping dari usaha pertanian produksi biji kangkung menghasilkan limbah kangung kering, yang saat ini tidak dimanfaatkan secara maksimal, padahal limbah kangkung kering dapat dijadikan sebagai alternatif hijauan pakan ternak.

Limbah kangkung kering memiliki kandungan protein kasar sekitar 11 persen atau setara dengan rumput. Namun, limbah kangkung kering ini memiliki tingkat palatabilitas (daya suka) yang rendah dibandingkan dengan rumput, sehingga harus diolah terlebih dahulu, menjadi wafer pakan atau silase.

 

Tujuan dari pengolahan limbah kangkung menjadi wafer pakan dan silase adalah sebagai salah satu alternatif pakan awet, selalu tersedia dan meningkatkan palatabilitas pakan terhadap ternak. Pada kegiatan pelatihan dan pendampingan ini, siswa dan siswi juga diajarkan cara mengidentifikasi dan teknik mencampur bahan baku pakan.

Pada kesempatan ini, Prof. Yuli Retnani berharap, peternakan itu digemari sedari dini, sehingga peternakan itu bukan hal yang kotor lagi, tapi sebagai sumber mata pencaharian utama. Kedepannya banyak generasi muda yang menjadi peternak-peternak sukses, sehingga sumber protein hewani di setiap daerah dapat terpenuhi dari ternak lokal.

Selain materi yang disampaikan oleh Prof. Yuli Retnani, pada kegiatan ini diadakan juga peningkatan kapasitas building untuk peserta dengan memainkan trading game yang dipandu oleh Sazli Tutur. Tujuan dari trading game ini adalah, untuk meningkatkan soft skill, kepemimpinan, manajemen tim, manajemen keuangan dan wirausaha. Selain melatih soft skill, game ini juga melatih kesabaran serta bekerja secara tim.

Setelah lulus dari SMK, siswa dan siswi bagi yang tidak melanjutkan, mereka mempunyai skill dalam berwirausaha dalam bidang peternakan. Pentingnya peningkatan motivasi untuk generasi milenial dalam bidang peternakan, untuk menghilangkan bahwa peternakan itu tidak menguntungkan, bau, kotor dan kumuh.

“Mereka harus dibekali semangat optimis, kemudian pengetahuan tentang manajemen pakan, budidaya ternak dan pemasaran,” ujarnya

 

Seperti tahun sebelumnya, tahun ini juga terpilih 3 siswa sebagai ToT yang menerima 2 ekor domba bunting dan 1 ekor domba pejantan. Siswa ini diberikan tanggung jawab dalam manajemem pemeliharaan ternak domba sampai menghasilkan anak yang akan diserahkan kepada adik kelasnya, dan dilakukan secara bergulir di bawah pengawasan pengelola SMK 5 Pondok Pesantren Muhammadiyah.

Kegiatan Dosen Pulang Kampung (DosPulKam) merupakan program pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Agromaritim, IPB University. Tujuan dari kegiatan ini adalah menerapkan inovasi yang dihasilkan di kampus kemudian diterapkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

Artikel ini telah tayang di rm.id dengan judul Dosen IPB Sulap Limbah Kangkung Jadi Pakan Ternak Alternatif Di Musim Paceklik

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *